Jumat, 22 Oktober 2010

Wild flower
Taken with my nikon D70.
I like it...

Pameran Pendidikan

Hari ini Sekolah tempat saya mengajar ada pameran pendidikan dari berbagai institusi dalam negeri dan luar negeri. Acara yg menarik, diselingi dengan presentasi dan pengenalan karir dari orang2 yg dah berkecimpung dibidangnya.
Informasi karir penting banget buat anak2, supaya mereka punya gambaran lebih jelas buat masa depan. Jadi ya ga kyk saya yg cuma ngejalanin hidup sesantai mungkin. Soalnya dulu kan nda ada career day. Jadi ya sabodo teuing urang rek jadi naon.
Pengetahuan karir dari orang yg dah jalanin hidup di profesi tersebut akan memberikan inside look (duh elah sok bgt bahasanya, dah gt ngaco lagi). Misalnya seperti ini, banyak anak bilang mau jadi dokter. Alasannya, itu karir yg menjanjikan secara finansial dan prestigius. Padahal kalo kita melihat anak itu, ga yakin juga bakal jd dokter yg bener. Wong belajar aja malesnya setangah mampus dan milih2 topik yg gampang. Jadi dengan mendengan perjuangan seseorang menjadi dokter, diharapkan matanya terbuka, kalo mau jd dokter harus berubah, atau merubah cita2nya. Kan serem juga, punya dokter berprilaku dan bermental moody kyk seniman. Nanti bikin jaitannya hasil operasi dibuat seperti bordiran. Wakakakakak... Just joking people, no offense.
Tapi, ya setiap orang punya cita2, tetapi tidak semua orang mencapai cita2nya...
C u Next time folks... bye

Kamis, 21 Oktober 2010

Memarahi murid

Pernah saya diberi tahu untuk mengencourage murid2 saya dibandingkan saya memarahi mereka. Bila nilai jelek, jangan dimarahi, katanya di encourage aja. Supaya anak tidak cepet down dan semangat lagi.
Memang menarik, tetapi menurut saya, marah itu tetap perlu. Karena kebayang kan, murid melakukan pelanggaran aturan, trus di encourage. Apa yg musti saya encourage, pelanggarannya atau di encourage supaya ga melanggar. Kalo saya encourage pelanggarannya, maka murid itu akan semakin baik. Kalo saya encourage untuk tidak melanggar, kadang beberapa murid cukup kepala batu. Saya tidak tahu berapa lama akan sabar. Saya si cukup ngerti yang nyaranin saya, karena dia bukan guru dan dia menitipkan pendidikan anaknya ke orang lain yang profesinya bernama guru.

Kadang saya berpikir, apa orang tersebut tahan ya kalo suruh menghadapi ratusan anak setiap hari dengan berbagai karakter, dan terus meng encourage setiap hari. Waduh, saya bisa saingan ma dewi kwan im deh (dewi kesabaran dalam legenda cina). Ha ha ha...
Guru juga manusia, ga cuma rocker doang yg ngaku manusia. Jadi adakalanya mudah marah dalam kondisi tertentu. Asal jangan keseringan lah, nanti cepat kena serangan jantung... wakakakakk,,,,
Tapi, jangan diambil pusing lah lanturan saya ini, namanya juga lanturan....He he he he...

Selasa, 19 Oktober 2010

Senin, 18 Oktober 2010

Harapan seorang guru honorer

Saya pikir, semua guru sepakat, salah satu saat paling berbahagia bagi seorang guru adalah melihat senyum ceria muridnya pada saat menerima hasil ujian akhir atau rapot dari sekolahnya. Dan saat yang paling menyedihkan adalah pada saat murid gagal dalam meghadapi ujian akhir.
Padahal saat berbahagia atau paling sedih tersebut melibatkan banyak faktor, antara lain:
  • Kemampuan dan kecerdasan si murid
  • Strategi belajar si murid 
  • Kemampuan si guru dalam mengajar
  • Fasilitas belajar mengajar
  • Lingkungan 
  • Keadaan rumah si murid
Jadi sebenarnya, kontribusi si guru tidaklah terlalu besar dibandingkan kontribusi murid dan lingkungannya. Tapi tetap saja, kita kadang merasa sangat berbahagia kalo murid sukses, atau sangat sedih kalo murid gagal.
Menurut saya, peran terbesar guru adalah "men-encourage", murid untuk menjadi lebih bersemangat dan menyukai pelajaran tersebut. Tapi sering juga gagal sih.